Selasa, 24 April 2012

METODE SEISMIK I

Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Hukum Fisika Gelombang Seismik
Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
  1. Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke segala arah dengan bentuk bola.
  2. Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.
Keuntungan metode seismik
Kerugian metode seismik
Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jikadiinginkan data yang baik
Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan
Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer mahal danahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang seismic bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga,setiap perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.
Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon
Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.



Perbandingan seismik reflaksi dan seismik refleksi
Metode Seismik Bias (Refraksi)
Metode Seismik Pantul (Refleksi)
Keunggulan
Kelemahan
Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil, sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya
Karena lokasi sumber dan penerima yang cukup lebar untuk memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik, maka biaya akuisisi menjadi lebih mahal. 
Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering untuk memperkuat sinyal first berak yang dibaca.
Prosesing seismik refleksi memerluakn komputer yang lebih mahal, dan sistem data base yang jauh lebih handal.
Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka pengembangan model untuk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti metode geofisika lainnya.
Karena banyaknya data yang direkam, pengetahuan terhadap database harus kuat, diperlukan juga beberapa asumsi tentang model yang kompleks dan interpretasi membutuhkan personal yang cukup ahli.
Kelemahan
Keunggulan
Dalam pengukuran yang regional , Seismik refraksi membutuhkan offset yang lebih lebar.
Pengukuran seismik pantul menggunakan offset yang lebih kecil
Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi kedalaman.
Seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman
Seismik bias biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing-masing lapisan memiliki dip dan topografi.
pantul lebih mampu melihat struktur yang lebih kompleks
Seismik bias hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)
Seismik pantul merekan dan menggunakan semua medan gelombang yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan waktu jalar teramati.
Bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur

Tahapan Seismik
Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya dipakai untuk penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakandata-data yang diperoleh labih akurat.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
  1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail.
  2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik migrasi.
  3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model geologi bawah permukaan.
Seismik Refleksi Untuk Eksplorasi
Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit (pada umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut menggunakan sumber getar (pada media air menggunakan sumber getar berupa air gun, boomer atau sparker). Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus sekelompok batuan di bawah permukaan yang nantinya akan dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang disebut geophone (di darat) atau Hydrophone (di laut), (Badley, 1985). Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang daribatas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love

TEKNIK OVERHAND STOPE , UNDERHAND STOPE

Metode Under Hand Stope
            Metode ini dapat dilaksanakan secara single stope atau dikerjakan secara double stope, artinya penggalian bahan galian mengelilingi raise.
a.       Syarat – syaratnya :
-          Ore body lemah sampai kuat
-          Wall rock harus kuat
-          Dip dari mendatar sampai curam ( 60o – 90o )
-          Penyebaran nilai sembarang
-          Nilai bahan dapat sedang
-          Dapat untuk vein yang patah
b.      Kelebihan :
-          Pekerjaan dapat efisien dan aman, karena pekerja dapat berdiri di atas bijih
-          Bijih hasil pecahan/bongkaran jarang hilang
-          Penyangga dari kayu jarang
-          Ventilasi ekstraktion tinggi
c.       Kerugian/kelemahannya :
-          Beds yang makin lama jauh diatas, sering pekerja dapat jatuh
-          Tak dapat dilakukan pemilihan jenis/sortasi
-          Jarak antara level ke level pendek
-          Pengangkutan serba lambat, karena sering dilakukan pembuatan Winze dan hasil bongkaran uang terkumpul disatu tempat jadi menghambat pengangkutan bijih
d.      Cara penambangan :
Setelah saluruh persiapan selesai dan lubang bukaan serta lubang – lubang pembantu seperti pembuatan drift, maka dimulailah operasi penggalian kearah bawah setebal slice, maka selanjutnya  diperdalam satu tingkatan ( 2m – 3m ) dan juga seperti cara pertama tadi, pemotongan mendatar dilakukan. Selama pemotongan ini berjalan, juga  dilakukan pemotongan ke arah dalam.
Pekerjaan diulang terus – menerus dan bersamaan waktunya bagi panggilan dari toe sampai heel. Hasil penggalian bahan galian dikirim keatas dengan jalan dikerek. Pemotongan yang pertama atau yang teratas selalu  dilaksanakan kira– kira 1 meter dibawah drift. Sehingga tersisalah ore body dibawah drift yang disebur arch – Pillar.
Apabila pemotongan atau penggalian mendatar maupun kearah bawah telah menembus level bawahnya, maka selanjutnya pengiriman/transportasi bawah galian kearah bawah melalui Winze ( C ) yang diperlengkapi dengan ore chute sampai bahan galian dalam satu block habis tergali. Dapat juga Arch – Pillar atau ore yang ditinggal dapat diganti dengan stull, yang terbuat dari kayu gelondongan juga terbuat dari kayu penyangga agar kedudukan level tetap dapat dimanfaatkan sebagai mestinya.


http://www.nzdl.org/gsdl/collect/cdl/archives/HASH0125/67084155.dir/p044a.gif

Gambar  1. Langkah – langkah dalam metode penambangan Underhand Stope.









Gambar 1.2. Gambar metode penambangan Underhand Stope.
2. Open Overhand Stope
Metode ini hampir sama dengan cara open underhand stope , akan tetapi penggaliaannya terbalik. Kalau metode ini penggalian dari arah bawah ke arah atas.
a.       Syarat-syaratnya :
-          Vein yang tebalnya 1m – 8m
-          Ore body sedang sampai kuat
-          Wall rock harus kuat
-          Dip 300 - 800
-          Penyebaran nilai sedang
-          Nilai bahan galian sedang
-          Dapat juga untuk cebakan berlensa
b.      Kelebihannya :
-          Pekerja dapat seksama meneliti kemungkinan terjadinya bahaya runtuhan
-          Effisiensi penggunaan bahan peledak , karena runtuhan biji secara grafity dapat membantu pemecahan setelah sampai di dasar stope
-          Karena stopenya luas maka dapat digunakan berbagai alat
-          Pengangkutan lebih cepat dari stope ke level di bawahnya
c.       Kelemahannya :
-          Sering ada pengorbanan ore sebagai pillar
-          Banyak digunakan kayu sebagai penyangga
d.      Cara penambangannya :
Caranya tidak berbeda dengan open underhand stope , akan tetapi penggalian dimulai dari level bawah ke atas . Pemotongan dilakukan pada raise ke arah mendatar slice demi slice , pada waktu melakukan penggalian mendatar juga diikuti penggalian ke arah atas demikian seterusnya sampai menmbus level diatasnya. Hasil bongkaran dikirim ke permukaan melalui raise atau langsung dijatuhkan kemudian langsung diangkat dengan lori di main haulage menuju syaft utama untuk ditarik ke atas . pembongkaran dilakukan dengan bantuan bahan peledak

A. PELOMBONGAN (STOPING)
Berdasarkan arah kemajuan penggalianya di kenal ada tiga cara yaitu :
1.      Underhand Stoping.
Penggalian dimulai dari bagian atas dari suatu raise atau wirze berangsur angsur menuju ke arah bawah.
Dengan cara ini dapat diperoleh beberapa keuntungang di antaranya lantai dapat dipergunakan untuk berpijak para pekerja baik untuk pemboran maupun untuk peledakan. Ventilasi cukup baik juga transportasi bongkaran dapat diledakan seleksi.
2.      Over Hand Stoping
Cara in kebalikan dari underhand stoping, penggalian di mulai dari ujung sebelah bawah raise atau winze menuju kearah atas. Jadi seluruh hasil bongkaran menumpuk di level bawah, sehingga transportasi dapat dilakukan lebih cepat. Bongkaran (broken ore) dapat di gunakan untuk berpijak untuk mengerjakan bagian atas. Jika roof atau atapnya sudah tinggi, maka perlu dibuatkan tempat berpijak.
Kegiatan penggalian dapat dibantu dengan pemboran dan peledakan tergantung kondisi phisik bijihnya dan batuan sekelilingnya.


3.      Breast Stoping
Pelombongan cara biasanya diinginkan untuk endapan bahan galian yang mendatar atau horizontal.
Yaitu menggali kearah tegak kearah dinding tegaknya.apabila menggunakan bahan alat bantu peledakan, lubang ledak lurus kearah mendatar.

B. SISTEM LOMBONG PENYANGGA ( SUPPORTED STOPE )
Sistem ini dalam tambang bawah tanah diartikan sistem penyangga. Karena selama pelombongan atau selama penggalian berlangsung selalu menggunakan penyangga.
Sedangkan metode penyangga ada beberapa cara yaitu :
1.      Metode Shrinkage
2.      Metode cut and fill
3.      Metode stull
4.      Metode square set stoping

1.      Metode Shrinkage Stoping

Metode ini merupakan pariasi atau modifikasi dari metode open overhand stoping. Hanya dalam operasi pembongkaran bijih para pekerja berdiri diatas bongkaran bahan galian sebagai tempat berpijak sewaktu pekerja melakukan tugasnya.
Karena hasil bongkaran ( broken ore ) tidak dikirim langsung ke main haulage/main level tetapi dikumpulkan dulu di stope.
Setelah tumpukan tadi dipandang mangganggu kegiatan operasi pembongkaran, maka pembongkaran bijih tersebut disusut atau dilakukan penyusut ( Shrinkage ) sebesar 30% - 50% untuk dikirim kemain haulage/main level melalui ore chute








                                       Gambar 3. Penyangga dengan metode Shrinkage


a.       Syarat – syarat :
-          Vein sempit sampai sedang ( 3m – 7,5m )
-          Endapan bijih dan batuan samping ( country rock ) harus cukup kuat
-          Dip dari sedang sampai curam ( 50o – 60o )
-          Penyebaran bijih merata
-          Sebaiknya bukan endapan sulphida
b.      Kelebihannya :
-          Biaya relatif rendah
-          Tek melakukan shoveling
-          Caranya sangat sederhana

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
A.    Keselamatan Kerja
1.      Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan pekerjaan tanpa adanya kecelakaan, memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman sehigga dapat dicapai suatu hasil yang optimal dan bebas dari segala resiko bahaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan :
·         Manusia
·         Mesin
·         Matrial
·         Metode kerja
·         Lingkungan
2.      Prinsip-Prinsip Keselamatan Kerja
a.       Berpikir positif bahwa setiap pekerjaan pasti dapat dilakukan tanpa harus ada korban
b.      Bahwa yang perlu dipahami secara mendasar, adalah :
·         Kecelakaan dapat terjadi pasti karena ada penyebabnya
·         Sebab-sebab yang memungkinkan dapat terjadi harus dihindari
·         Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat.
3.      Hubungan Keselamatan Kerja Dengan Produksi
Keselamatan kerja merupakan salah satu bagian dari produksi. Jadi produksi adalah kwantita + keselamatan kerja. Agar keselamatan kerja dalam produksi menjadi perhatian maka, seharusnya kita perlakukan :
·         Keselamatan kerja sama pentingnya dengan kwalitas
·         Semangat kerja
·         Biaya dan produksi
4.      Keuntungan Pentingnya Keselamatan Kerja
a.       Menyelamatkan karyawan dari : kesakitan, cacat, kehilangan waktu, kesedihan, kehilangan masa depan dan kehilangan nafkah
b.      Menyelamatkan keluarga dari : kesusahan, masa depan yang tidak menentu dan kehilangan pemasukan uang / penghasilan.
c.       Menyelamatkan perusahaan dari : kehilangan karyawan, pengeluaran biaya akibat kecelakaan, mengganti karyawan yang celaka, kehilangan waktu, menurunnya produksi dan bahkan mungkin produksi terhenti
B.     Kesehatan Kerja
Tujuan : untuk melindungi pekerja / karyawan dari segala hal yang dapat merugikan kesehatan akibat kerja.
Kesehatan karyawan juga harus diperhatikan, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh karyawan.
1.      Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a.       Pekerja baru
Hal ini perlu dilakukan guna mengetahui kondisi awal menyeluruh dari pekerja baru tersebut
b.      Pekerja lama
Hal ini dilakukan guna memantau kesehatan para pekerja yang timbul akibat dari pekerjaan yang dilakukan. Pemeriksaan secara berlkala dilakukan setiap :
·         Bagi karyawan tambang bawah tanah minimal 6 bulan sekali
·         Bagi karyawan tambang terbuka minimal 1 tahun sekali
2.      Lingkungan Tempat Kerja
Lingkungan tempat kerja merupakan factor yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, maka harus dilakukan penanganan yang serius, karena hal tersebut akan menimbulkan sakit akibat kerja apabila terjadi dalam waktu yang lama.

BAB 2
KECELAKAAN TAMBANG

A.    Pengertian
1.      Kecelakaan adalah : suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan, tidak terduga, terjadi dimana saja dan kapan saja serta dapat menimpa siapa saja dan dalam rangkaian peristiwanya mengakibatkan cidera pada manusia atau kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar (Accident)
2.      Penyebab dan Akibat Kecelakaan
a.       Penyebab Dasar Kecelakaan :
·           Faktor Pribadi (personal factor)
·           Faktor Pekerjaan (job factor)
b.      Penyebab Langsung Kecelakaan :
·           Tindakan Tidak Aman
·           Kondisi Tidak Aman
·           Faktor lain-lain/nasib
c.       Penyebab Utama Terjadinya Kecelakaan :
Adalah kurangnyta control dari manajemen yaitu karena :
-            Progam yang tidak memadai
-            Standar progam tidak memadai
-            Pelaksanaan tidak memadai
d.      Akibat kecelakaan maka akan timbul :
·           Kerusakan Peralatan
·           Produksi/aktifitas terganggu
·           Cidera/sakit
·           Cacat Tetap
·           Mati
Dari kejadian tersebut akan menimbulkan Bencana dan Kerugian yang besar.
1.      Bahaya adalah : segala sesuatu yang berpotensi untuk menyebabkan kecelakaan
2.      Resiko adalah : kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi karena suatu bahaya. Resiko dapat dikatakan pula sebagai pemaparan dari suatu bahaya.
B.     Jenis-jenis Kecelakaan
·           Terjatuh/tergelincir
·           Terpukul
·           Terbentur
·           Kemasukan benda
·           Terjepit
·           Terkena aliran listrik
·           Terkena gas beracun/CO
·           Dll
C.    Kecelakaan Tambang
Berdasarkan Kepmen NO.555.K/26/MPE/1995 Pasal 39, kecelakaan tambang (mining accident) harus memenuhi 5 (lima) unsure sebagai berikut :
1.      Kecelakaan itu benar-benar terjadi
2.      Kecelakaan mengakibatkan pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh Kepala Teknik Tambang.
3.      Kecelakaan terjadi akibat kegiatan usaha pertambangan
4.      Kecelakaan terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau setiap saat kepada yang diberi izin
5.      Kecelakaan tambang terjadi dalam wilayah kegiatan suatu usaha pertambangan atau wilayah proyek
D.    Bentuk-bentuk Kecelakaan
1.      Kecelakaan biasa
2.      Kecelakaan Perusahaan
3.      Kecelakaan Tambang
E.     Pekerja Tambang / Usaha Pertambangan
·           Penyelidikan Umum
·           Eksplorasi
·           Study Kelayakan
·           Konstruksi
·           Operasi Produksi/Eksploitasi
·           Pengolahan/pemurnian
·           Pengukuran
·           Penjualan
BAB 3
PENGGOLONGAN CIDERA DAN PELAPORAN
A.    Penggolongan Cidera
Cidera dalam kecelakaan tambang harus dicatat dan digolongkan dalam katagori sbb (Kepmen No. 555.K/26/MPE/1995, Pasal 40)
1.      Cidera ringan :
Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari satu minggu dan kurang dari tiga minggu, termasuk hari minggu dan hari libur.
2.      Cidera berat :
a. Cidera akibat kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tidak mampu melaksanakan tugasnya selama lebih dari tiga minggu, termasuk hari minggu dan hari libur.
b. Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang cacat tetap (invalid) yang tidak mampu menjalankan tugas semula.
c. Cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya pekerja tambang tidak dapat melakukan tugas semula, tetapi mengalami cidera seperti salah satu dibawah ini :
·         Keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan, bawah lengan, atau paha, kaki
·         Pendarahan didalam, atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen
·         Luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan tetap
·         Persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.
3.      Mati
Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati dalam waktu dalam waktu 24 jam terhitung dari waktu terjadinya kecelakaan tersebut
B.     Pelaporan
Ketentuan melapor (Kepmen No.555 K / 26 / MPE / 1995, Pasal 41)
1.      Pekerja tambang yang cidera akibat kecelakaan tambang yang bagaimanapun ringannya  harus dilaporkan ke ruang pertolongan pertama pada kecelakaan atau tempat perawatan kesehatan untuk diperiksa atau diobati sebelum meninggalkan pekerjaannya.
2.      Laporan kecelakaan dan pengobatannya sebagai mana dimaksud dalam ayat 1, harus dicatat dalam buku yang disediakan khusus untuk itu.
3.      Apabila terjadi kecelakaan akibat cidera berat atau mati. Kepala tekhnik tambang harus segera mungkin memberitahukan kepada Kepala Pelaksanaan Inspeksi Tambang (KAPIT).
C.     Bentuk Pelaporan Safety
1.      Extern :
·         Pemberitahuan kecelakaan tambang kepada KAPIT
·         Daftar persediaan pemakaian bahan peledak
·         Daftar jumlah rata-rata pekerja
·         Kekerapan kecelakaan per 1 jam kerja
·         Perhitungan biaya kecelakaan tambang per semester
2.      Intern :
·         Laporan kecelakaan intern
·         Pemberitahuan biaya akibat kecelakaan
·         Jumlah kecelakaan intern
D.    Laporan kecelakaan
Laporan kecelakaan mencangkup :
1.      Tempat kecelakaan
2.      Sedang apakah korban
3.      Apakah korban dapat melakukan pekerjaan tersebut
4.      Tindakan yang sedang dilakukan korban
5.      Apakah tindakan tersebut bagian dari korban
6.      Keterangan kecelakaan meliputi apa dasar tindakan, apa yang keliru, dengan cara bagaimana, apa yang menimbulkan, kecelakaan
7.      Sketsa kecelakaan


BAB IV
PEYELIDIKAN DAN INVESTIGASI
KECELAKAAN TAMBANG
A.    Penyelidikan kecelakaan
1.      Manfaat Penyelidikan Kecelakaan
Setiap tahun perusahaan mengalami kecurigaan yang sangat besar sebagai akibat terjadinya berbagai macam kecelakaan, baik kecelakaan yang kecil sampai kecelakaan yang besar. Semua itu memerlukan dana yang tidak kecil dalam proses pengembalian pada kondisi semula. Untuk itu sebuah perusahaan perlu mengadakan sebuah penyelidikan terhadap semua keelakaan-kecelakaan yang amatlah perlu untuk menghindarkan kecelakaan tersebut berulang di masa mendatang. “belajar dari pengalaman untuk masa depan yang lebih baik” .
Pasal 42 (KEPMEN No.555.K/26/M.PE/1995) :
-          Kecelakaan tambang harus diselidiki oleh kep[ala teknik tambang atau orang yang ditunjuk dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam dan hasil tersebut dicatat dalam buku daftar kecelakaan
-          Kecelakaan tambang harus dicatat dalam formulir dan dikirimkan kepada Kepala Pelaksanaan Inspeksi Tambang
2.      Tujuan penyelidikan dan progam pencegahan kecelakaan
Adalah untuk :
a. Mengidentifikasikan semua hal secara keseluruhan yang menyebabkan terjadinya semua kecelakaan.
b. Mengumpulkan informasi
§    Menganalisa data untuk mengetahui factor-faktor yang terlibat dan hubungan yang ada di dalamnya.
§    Mecari penyebab dasar terjadinya kecelakaan
§    Menciptakan rasa memiliki diantara para karyawan dengan menjadikan meraka bagian dari proses penyaelidikan
§    Menunjukan bahwa perusahaan memiliki perhatian masalah keselamatan dan kesehatan kerja
Kesemua langkah-langkah ini dikombinasikan untuk mencegah kecelakaan terulang kembali. Penyelidikan ini sendiri bertujuan untuk mengungkap fakta bukan mencari kesalahan . tujuannya adalah untuk menciptakan alat ukur dan pengendai untuk pencegahan – bukan di tentukan untuk mencari kambing hitam. Jika diabaikan maka kecelakaan yang terjadi saat ini sangat mungkin untuk terulang di masa yang akan datang.
B.     Investigasi Kecelakaan Tambang
Merupakan proses untuk menyelidiki penyebab-penyebab sehingga dapat diterapkan langkah-langkah pencegahan agar kejadian sejenis tidak terulang.
Penyebabnya adalah : suatu kejadian (event, situation, or condition ) yang merupakan penyebab baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap terjasinya suatu “kecelakaan”.
Berdasarkan Laporran dari Kepala Teknik Tambang dalam bentuk pelaporan savety III i maka dilakukan investigasi kecelakaan tambang oleh PIT yang meliputi :
1.      Data Korban
2.      Kronologis kejadian
3.      Pembuktian Kecelakaan Tambang
4.      Kesimpulan terjadinya kecelakaan
5.      Tindakan koreksi atau pencegahan
Adapun kegunaan penyelidikan dan investigasi suatu kecelakaan antara lain untuk menciptakan:
1.      Tindakan pencegahan kecelakaan :
o   Memperkecil atau mengurangi bahaya untuk meniadakan bagian-bagian yang berbahaya
o   Alat-alat yang diperlukan pengaman
o   Tanda-tanda pengaman pada tempat-tempat yang berbahaya
2.      Dasar pencegahan kecelakaan :
o   Menciptakan dan memperbaiki kondisi kerja
o   Membuat tindakan berdasar fakta yang ada.










BAB V
JURU UKUR DAN PETA TAMBANG

A.    Juru Ukur Tambang (Pasal 17)
1.      Hanya orang yang memiliki sertifikat juru ukur yang di akui kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat diangkat menjadi juru ukur tambang.
2.      Khusus untuk tambang bawah tanah juru ukur sebagaimana di maksud dalam ayat (1), harus berpengalaman di tambang bawah tanah dan mendapat persetujuan dari pelaksana Inspeksi Tambang.

B.     Kewajiban Juru Ukur (Pasal 18)
1.      Juru ukur tambang bertanggung jawab untuk menunjukan atau menentukan arah dan batas-batas yang akan di gali sesuai dengan rencana yang di rencanakan.
2.      Juru ukur harus segera melaporkan kepada petugas yang bertanggung jawab atas pekerjaan penggalian apabila telah tidak kurabg dari 50 meter dari tempat-tempat yang mempunyai potensi berbahaya.
3.      Selama tidak bertentangan ketentuan dalam keputusan ini, juru ukur tambang tidak bertanggung jawab akan ketepatan pengukuran yang telah di laksanakan atau telah disahkan oleh juru ukur tambang sebelimnya , tetapi juru ukur tsb harus :
a.       Sedapat nungkin mengambil langkah-langkah untuk membuat ketepatan dari setiap peta-peta, gambar-gambar atas peta penampang yang belum di buat olehnya atau yg di bawah pengawasannya.
b.      Harus melaporkan kepada kepala teknik tambang, apabila ada keraguan akan ketetapan dari setiap peta, gambar-gambar atau peta penampang, yang mungkin menimbulkan dampak thd pekerjaan dan kegiatan tambang atau keselamatan orang di tambang.

C.     Peta Tambang (Pasal 19)
Kepala Teknik Tambang harus menyediakan:
1.      Peta situasi yang menunjukan batas wilayah tambang, semua pekerjaan diatas tanah dan dibawah tanah yang di tentukan oleh Lepala Pelaksana Inspeksi Tamabang.
2.      Peta rencana tamabang untuk tanbang permukaan menunjukan rencana situasi permukaan yang meliputi lokasi penambangan dan sarana permukaan.
3.      Peta geologi yang menunjukan batas batas lapisantanah atas dan endapan alluvial yang berada dalam daerah tersebut.
4.      Peta tambang yang menunjukan jalan-jalan utama dan jalan keluar dari setiap penambangan ke permukaan atau bawah tanah, yang dengan mudah dapat dilihat dan dibaca setiap orang.

D.    Ukur Tambang Bawah Tanah
Ukur tamabang adalah salah stu kegiatan kerja yang harus di laksanakan dalam pekerjaan-pekerjaan tambang bawah tanah, yaitu untuk memperoleh data mengetahui :
1.      Kemajuan dan arah galian/penambangan (pasal 18 ayat 1)
2.      Besarnya bongkaran penmabangan yang dihasilkan dari hasil galian dan sisa cadangan yang belum di tambang.
3.      Gambarab lubang-lubang tambang (disebut peta tambang)
4.      Kedudukan lubang-lubang bukaan terhadap peta topografi yang ada di atasnya.
5.      Menentukan batas/jarak terhadap lokasi gudang Handak di bawah tanah sesuai batas aman (KEPMEN 555.K./26/M.PE/1995 pasal 60) :
·         100 meter dari sumuran tambang atau gudang handak dibawah tanah lainnya.
·         25 meter dari tempat kerja
·         10 meter dari lubang naik/turun untuk orang dan pengangkutan.
·         50 meter dari lokasi peledakan.
Untuk dapat mengetahui dan memperoleh dari 5 hal tersebut diatas di butuhkan data yang di dapat dengan melakukan pengukuran-pengukuran di dalam tambang.
E.     Kesulitan Pelaksanaan Ukur Tambang
Beberapa factor kesulitan dalam pelaksanaan ukur tambang bawah tanah dikarenakan :
1.      Keadaan ruang gerak yang sangat terbatas, sehingga lebih sulit dalam pemasangan instrument alat ukur.
2.      Penerangan yang terbatas, sehingga lebih sulit dalam melakukan shooting maupun pembacaan data.
3.      Akan menemui daerah-daerah yang berbahaya, misalnya batu berongga, batu gantung, lintasan trooly dsb.
4.      Air tambang serta kelembapan udara.
5.      Medan magnet yang ada didalam tambang yang mempengaruhi jarum magnet pada kompas maupun Theodolite TO.
F.      Lokasi Ukur Tambang
Pengukuran tambang bawah tanah dibagi sesuatu dengan kebutuhan lokasi yang akan diukur, hal ini dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
1.      Pengukuran tunnel
Ø  Drift/ drift vein
Ø  Ramp
Ø  Cross cut
2.      Pengukuran raise
Ø  Raise MW
Ø  Raise Chute
Ø  Raise manual
Ø  Raise climber/boring
3.      Pengukuran slope
Ø  Konvensional
Ø  Mechanis
G.    Tujuan Pengukuran
ü  Memperoleh data tentang kedudukan tunnel terhadap peta topografi.
ü  Gambaran lubang-lubang tambang dalam peta tambang, shg dapat diketahui posisi dan kemajuan terakhir untuk selanjutnya dapat ditentukan arah lanjutnya
Untuk mendapatkan data tersebut maka diadakan pengukuran penentruan tititk-titik stasiun ukur dalam tunnel itu sendiri, yang dilakukan dengan pengukuran sudut atau polygon
Karena pengukuran dalam tanbang bawah tanah lebih sulit dari pada di permukaan tanah, maka di perlukan penulangan pembacaan dan [enguasaan penggunakan peralatan.
H.    Data-data Yang Harus Dia ambil
1.      Pengukuran sudut horizontal
2.      Pengukuran sudut vertical
3.      Pengukuran jarak
4.      Pengukuran tinggi instrument terhadap titik ukur
5.      Pengukuran tinggi unting-unting yang di gantungkan
6.      Pengukuran tinggi tunnel lubang bukaan/drift
7.      Keterangan yang berhubungan dengan situasi tunnel
I.       Alat-alat atau Sarana Lain yang diperlukan
1.      APD
2.      Instrument atau theodolite
3.      Rool meter pendek/panjang
4.      Kompas Geologi
5.      Heeling meter/sola
6.      Waterpass
7.      Unting-unting
8.      Alat-alat tulis